Memilih Sekolah Yang Baik Untuk Anak

Duhai anakku, Abah ucapkan selamat menempuh kehidupan yang baru

Sungguh, bukan Kami benci hingga membuangmu jauh dari rumah ke ma’had ahlus sunnah. 
Bukan kami tak cinta wahai anak kesayangan Ummi dan Abah.

Kami bahagia melihat tangismu beberapa hari yang lalu, saat kami tinggal pulang. Kelak suatu saat engkau akan merindukan tangis perpisahan itu.

Selamat berjuang dan tetaplah semangat dalam menuntut ilmu, duhai anakku!

Kelak, engkau akan paham mengapa kami titipkan engkau di ma’had-ma’had ahlus sunnah.

Maafkan kami tidak bisa seperti orang tua yang lain.

Yang bisa memberimu segudang fasilitas dan kemewahan dunia yang fana.

Maafkan kami hanya mampu memberikanmu fasilitas akhirat yang kekal, in syaa ALLAH.

Jadilah pembela Ummi dan Abah di hari pengadilan ALLAH ‘azza wa jalla kelak.

Dengan menjadi santri yang shalih, kami berharap engkaulah yang akan mengimami sholat jenazah kami kelak, menggotong keranda kami, memandikan diri kami, membungkus kain kafan kami, hingga mengantar kami ke peristirahatan kami yang terakhir kali.

Tak perlu kami harus merepotkan dan memanggil orang lain untuk mendoakan.

Bukankah kelak saat kami terbaring kaku di ruang tengah rumah kita. Ada anak-anakku di samping kepalaku.

Ada lantunan suara Al Quran yang selama ini engkau hafalkan disamping badan kami. Itulah hari terbahagia kami nanti menjadi orang tua, duhai anakku. Jenazah kami teriring do’a anak-anak kami sendiri.

Bukankah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah berkata, saat kita semua mati semua amal akan terputus kecuali tiga perkara. Do’a anak shalih lah salah satunya.

Janganlah bersedih, duhai anakku.

Di ma’had ahlus sunnah sangat mengasyikkan. Temanmu teramat banyak, bagaikan keluarga sendiri.

Pengalamanmu bisa jadi akan luas. Jiwamu akan tegar. Kesabaranmu akan gigih. Kami hanya ingin engkau bisa mendoakan kami sepanjang waktumu.

Menyayangi kami dihari tua kami nanti. Selayaknya kami sayangi engkau diwaktu kecilmu.

Kami tak ingin nanti, ketika jasad kami belum dikuburkan. Namun engkau dan saudara-saudaramu sudah ribut menghitung-hitung harta warisan, hingga permusuhanpun terjadi.

Selamat berjuang dan tetaplah semangat , duhai anakku!

Dengarkan asatidzah dan semua gurumu hafidzahumullah, muliakanlah mereka.

Seperti engkau muliakan Ummi dan abahmu. Beliau-beliau adalah pengganti Ummi dan abahmu di rumah.

Selamat berproses, duhai anakku! Berbahagialah, duhai anakku! 
Tersenyumlah, duhai anakku!

Kelak engkau akan paham maksud dan tujuan Kami….in syaa Allah

Sesungguhnya, banyak pelajaran kehidupan yang hanya diperoleh di ma’had-ma’had ahlus sunnah dan tidak akan engkau dapatkan di jalur sekolah-sekolah formal.

*Ingat : MONDOK itu dalam rangka menghilangkan kebodohan dan agar menjadi anak yang shalih*

Wallahu Ta’ala a’lam bishowwab

Al Faqiir ilaa maghfiratiy Rabbi
Abu Abdillah Yadi

https://t.me/SalafyBatahan/261

Related Post